Ditulis oleh : Rina Silfya
Anak adalah titipan Tuhan yang merupakan anugerah yang terindah dalam keluarga. Adapun keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang dimiliki oleh anak pasca kelahiran mereka. Jika keluarga memberikan rasa kenyamanan, keamanan dan rasa percaya pada awal perkembangannya, sehingga apa yang sangat kita inginkan pada kemandirian seorang anak akan tercapai seperti teori Ericson, seorang ahli psikososial dimana
‘Masa kritis perkembangan kemandirian anak berlangsung pada usia 18 bulan hingga 3 tahun”. Dimasa ini orang tua harus dapat menempatkan diri kapan harus membantu disaat anak mencoba sesuatu hal yang baru. Tidak segala hal terhadap anak harus sesuai dengan keinginan orang tuanya, karena pada usia kritis tersebut orang tua sebaiknya memberikan keleluasaan kepada anak untuk berkembang dan mengeksplor kemampuan dirinya.
Hal ini tentunya akan memunculkan pertanyaan, apa tujuan orang tua untuk melatih kemandirian anak?
Kadang jika kita membaca pertanyaan seperti ini secara gamblang dan teoritis kita bisa menjawab dengan lugas namun untuk implementasinya sebagian besar dapat sangat bertolak belakang, sebagai contoh kecil saja dalam memilih pakaian sehari- hari, setelah mandi sore tidak sedikit orang tua yang selalu memilihkan pakaian untuk pakaian anaknya. mungkin dengan alasan pakaiannya lebih bagus, modelis atau karena kenyamanan bahan pakaian itu untuk sang anak.
Apakah orang tua salah bertindak demikian?Tidak, karena setiap orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Hanya saja apakah orang tua memahami bahwa hal itu yang diinginkan anak? Atau benarkah sang anak merasa nyaman atau suka dengan model dan warna pakaian dari pilihan orang tuanya?
Orang tua harus mampu memahami bahwa anak adalah manusia juga, bukan boneka yang tanpa rasa dan selera, bukan juga batu pualam yang hanya membatu tanpa naluri. Itu merupakan hal kecil yang sering terjadi yang tidak disadari oleh orang tua.
Jika kita ingin dikemudian hari anak kita mandiri dan percaya diri biarkan mereka dari usia kritis 2-3 tahun untuk mengontrol dirinya sendiri, biarkan mereka memilih mainan, pakaian, makanan, bahkan teman yang disukainya. Karena menurut, Bacharuddin Mustafa (2008:75)
“Kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekwensi yang menyertainya. Kemandirian pada anak-anak diwujudkan disaat mereka menggunakan pikiran sendiri dalam mengambil keputusan dari memilih perlengkapan belajar yang digunakan, memilih teman sepermainan sampai hal yang lebih rumit”.
Posisi orang tua hanyalah sebagai pendamping yang setiap saat mendampingi dan membimbing mereka, yang menyampaikan segala konsekuensi dari pilihan mereka sendiri yang mungkin tidak dapat dipahamkan menurut pemahaman mereka sendiri. (Rs)