WAJAHBATAM.ID – 28/1/2020 | Tujuh puluh lima persen transaksi pegiriman barang di Indonesia berasal dari Kota Batam, hal ini disampaikan Anggota 3/Deputi Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad pagi ini, Selasa – 28/1/2020 di Gedung Promosi BP Batam saat acara Coffe Morning bersama insan media kota Batam.
Dari lebih 57,9 juta pengiriman barang dari luar negeri ke Indonesia pada tahun 2019, sebanyak 45 juta pengiriman dari luar negeri di Indonesia (77,7%) transit melalui Kota Batam. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar dan perlu dievaluasi kembali dan disingkronkan dengan quota yang seharusnya dijalankan.
https://wajahbatam.id/batam/wb-28012020/pajak-pengiriman-barang-impor-sebesar-usd-3-untuk-melindungi-umkm-pengrajin-lokal/
Sudirman Saad juga menegatakan bahwa konsep awal dari rancangan Batam adalah sebagai kawasan Industri dan pariwisata. Free Trade Zone (FTZ) itu dirancang untuk kebutuhan masyarakat Batam dan sebagian untuk kebutuhan industri. Batam bukan dirancang sebagai tempat lalu lintas barang impor yang disalurkan ke seluruh Indonesia. Oleh karena itulah BP Batam melalui Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam harus mengevaluasi kembali sistem yang berjalan saat ini .
Anggota 3/Deputi Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam ini juga meminta kepada instansi-instan dan badan-badan yang berada di bidang lalu lintas barang agar kembali melakukan evaluasi kembali agar tidak terjadinya kerancuan dalam pengelolaan Kota Batam secara menyeluruh.
Pada acara Coffe Morning ini dihadiri oleh insan media yang diundang membahas tentang bermacam keluhan masyarakat khususnya para pedagang online dan pelaku UKM yang bergerak dalam pengiriman barang keluar Batam. (Redaksi)